Tikungan...

Di pojok-pojok Jakarta,
Lampu kedip masih nyala.
Bukan sampai tengah malam.
Tapi menunggu hingga terbit pijar.

Tak ada keramaian di Ibu kota
Di kala seorang pemuda,
meniti di bahu arteri jalan.
Sambil marka putih padanya menyapa.

Tak ada topan di Ibu kota.
Tapi, kenapa hatinya terdera
Barang kali biasa di atas pacuannya ulu dada terasa di cengkeram.
Pedih, yang dipuja tak juga terbalas kata.
Juga malam tambah samar di gang-gang.
Gang yang bertahun-tahun lalu menyimpan cerita lama.
Dan sendiri itu tetap menjadi kolega setia di petualangan berbelukar.

Yah....... pelik pemuda praja Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Rangga di film AADC 1 (Ada Apa Dengan Cinta)

Suara Kepalaku