Berjalan


Walau habis cahaya di tanganmu,
Tapi jalan tidaklah tertutup,
Tetaplah melangkah dihimpitan bayangan gelap,
Tak apa tertatih, perlahan akan sampai,

Menangislah jika perlu,
Jika jalan buntu yang kau temu,
Air mata memang diciptakan jatuh jika ia bersedih,
Diikuti hati yang berteriak akan semua lara,

Meski harus merasakan dinginnya perjalanan,
Angin muson pasti akan selalu menemanimu,
Meniupkan lagu dan membunyikan lonceng untukmu,
Untuk sekadar menghiburmu,

Aku, hanya akan memberimu api yang lama kunyalakan untukmu,
Dan buku ceritaku tentangmu, yang bisa kau baca saat menjelang lelap,
Yang bisa kau baca tiap kau rindu, karena kita tak bisa kembali,
Terlalu jauh, lebih baik melangkah ke depan, pada jalan kita,

Ku kan tenang, dan kau kan melangkah ke sana,


3 Februari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Rangga di film AADC 1 (Ada Apa Dengan Cinta)

Suara Kepalaku